Selasa, 17 Februari 2015
PENGUMUMAN PERHUTANI GREEN PEN AWARD 2015
Posted in: Info Publik, Pengumuman
PERHUTANI GREEN PEN AWARD 2015
Lomba Menulis Cerita Pendek Hutan
& Lingkungan
Syarat-syarat Lomba :
- Peserta :
- Warga Negara Indonesia
- pelajar SLPTP/sederajat (Kategori A)
- Pelajar SLTA & Mahasiswa (Kategori B)
- Guru, Dosen, Penulis/Pengarang dan Umum (Kategori C)
- Pendaftaran lomba dibuka mulai tgl. 22 Nopember 2014 dan ditutup tgl. 22 Pebruari 2015 (Stempel Pos/jasa Kurir)
- Judul naskah bebas, tema cerita kehidupan dengan berbagai aspeknya terkait hutan, alam dan lingkungan hidup.
- Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar, indah (literer) dan komunikatif.
- Naskah adalah karya asli, bukan jiplakan, terjemahan atau saduran dan belum pernah dipublikasikan, disertai dengan dokumen pernyataan diatas materai.
- Panjang naskah 5 s/d 10 halaman A4, diketik 1,5 spasi huruf Times New Roman ukuran font 12 poin, margin standar.
- Naskah dicetak atau print out sebanyak 2 (dua) rangkap, file MS-Word dimasukkan dalam CD.
- Peserta mengirimkan naskah 1 (satu) judul atau maksimal 2 (dua) judul, dikirimkan ke Panitia Perhutani Green Pen Award 2015: Perhutani Residence, Jl. Gedung Hijau I No. 17, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Tulis kategori A/B/C di sisi kiri atas amplop tertutup.
- Naskah dilampiri:
- Biodata lengkap; alamat, nomor telpon/HP, Email yang mudah dihubungi.
- Foto copy Kartu Pelajar (Kategori A);
- Foto copy Kartu Pelajar/Kartu Mahasiswa dan KTP bagi Mahasiswa (Kategori B)
- Fotocopy KTP/Paspor/Kartu Pegawai dan indentitas lainnya (Kategori C)
- Tulisan singkat tentang salah satu kegiatan Perum Perhutani, diketik rapi minimal 70 kata, diperbolehkan menambah foto apabila ada. Sumber informasi Situs www.perumperhutani.com atau sumber lain dengan menyebut nama sumber.
10. Nama-nama pemenang akan
diumumkan pada tgl 29 Maret 2015 melalui Situs: www.perumperhutani.com
11. Panitia tidak memungut biaya
apapun dari peserta lomba, tidak menunjuk perwakilan
dan tidak melayani surat menyurat
terkait penyelenggaraan ini.
12. Naskah yang dilombakan menjadi
milik Perum Perhutani dan dapat diterbitkan
untuk kepentingan dokumentasi dan
program Komunikasi Perusahaan. Hak cipta pada pengarang.
13. Keputusan Dewan Juri tidak dapat
diganggu gugat.
Hadiah Bagi Pemenang Kategori A
- Pemenang 1: Piala, Piagam, Uang Tunai Rp. 3.000.000,-
- Pemenang 2: Piagam, Uang Tunai Rp. 1.500.000,-
- Pemenang 3: Piagam, Uang Tunai Rp. 1.000.000,-
- 5 (Lima) Pemenang Harapan: Piagam, Uang Tunai Rp. 500.000,-
Hadiah Bagi Pememang Kategori B
- Pemenang 1: Piala, Piagam, Uang Tunai Rp. 4.000.000,-
- Pemenang 2: Piagam, Uang Tunai Rp. 2.000.000,-
- Pemenang 3: Piagam, Uang Tunai Rp. 1.500.000,-
- 5 (Lima) Pemenang Harapan: Piagam, Uang Tunai Rp. 750.000,-
Hadiah Bagi Pemenang Kategori C
- Pemenang 1: Piala, Piagam, Uang Tunai Rp. 5.000.000,-
- Pemenang 2: Piagam, Uang Tunai Rp. 3.000.000,-
- Pemenang 3: Piagam, Uang Tunai Rp. 1.500.000,-
- 5 (Lima) Pemenang Harapan: Piagam, Uang Tunai Rp. 1.000.000,-
Catatan:
- Informasi lomba dapat diakses di www.perumperhutani.com
- Artikel Penulisan Sastra Hijau dapat diakses di FB Sastra Hijau Perhutani Green Pen Award dan www.rayakultura.net
Tags: LMCHL, Perhutani Green Pen, Perhutani Green Pen Award, Perhutani Green Pen Award 2015, Perhutani Green Pen Award Kedua, Sastra
Hijau, Syarat dan Ketentuan Perhutani Green Pen
Kamis, 05 Februari 2015
HIDUP BUKAN CUMA BERSENANG-SENANG
Martinus Ruma, guru bahasa Indonesia SMA & SMK Kanaan Jakarta |
ketika berbicara yang masih menunjukkan aksen kedaerahannya menjadi salah satu
ciri khas dari pria ini. Pria kelahiran 7 September 1984 ini berasal dari Nusa
Tenggara Timur (NTT) namun lahir dan besar di Jayapura Papua. Guru yang akrab
disapa Martin ini menjadi guru Bahasa Indonesia di SMA Kristen Kanaan Jakarta
Pusat. Beliau saat ini sudah berkeluarga. Perjalanan hidupnya saat sebelum
menjadi guru yang penuh liku-liku membuat pria ini tidak pantang menyerah dan
memiliki tekad yang kuat dalam dirinya. Terkadang di depan kelas sangatlah
galak namun tidak jarang humor-humor khas ala papua coba beliau hadirkan untuk
menyegarkan semangat anak didiknya. Prinsipnya sangatlah simpel “3 O” (olah
hati, olah otak dan olah raga). Demikainlah cara guru ini menerapkan disiplin
di dalam kelas. Harapan terbesarnya adalah menghasilkan peserta didik yang
hatinya baik dan otaknya cerdeas; juga raga yang sehat.
Pria ini dulunya pernah bergabung dalam klub sepak bola Persipura junior.
Tetapi beliau meninggalkan itu semua karena beliau beranggapan bahwa hidup ini
bukan cuma untuk bersenang-senang melainkan harus memikirkan orang-orang
terdekat yang kita kasihi dan melakukan kebaikan untuk tabungan di Surga.
“Bermain sepak bola memang kesukaan saya dan cita-cita saya sejak kecil ingin
menjadi pemain bola profesional, tapi buat apa kalau kita sukses menjadi orang
kaya melalui sepak bola namun tidak memiliki tabungan untuk di akhirat kelak”
katanya.
Menjadi seorang jurnalis dan guru ialah pilihan hidupnya. Kemampuannya dalam
menulis tidak perlu diragukan karena sudah ada beberapa dari tulisannya pernah
menjadi juara. Diantaranya juara 1 penulisan berita investigasi tentang PSK di
Tanjung Elmo Jayapura Papua yang diadakan oleh AJI (Aliansi Jurnalis
Independen) propinsi Papua dan juara 3 penulisan soff news yang berjudul
“CITA_CITAKU MENJADI SEORANG PELACUR” oleh Persatuan wartawan kota Jayapura
(PWI). Beliau mengakui bahwa menjadi penulis itu mengasyikan dan kita tidak
mudah melupakan kejadian yang pernah terjadi di sekitar kita dengan menuliskan
kejadian itu. Pria yang satu ini sudah pernah bertatapan dan berfoto langsung
dengan almahrum mantan presiden terdahulu kita Gusdur.
Indahnya
menjadi seorang jurnalis, tidak pernah kekal adanya, ada suka ada juga duka.
Salah satu kehidupan pahit saat menjadi seorang jurnalis ketika beliau hampir
bertaruhan nyawa karena membuka kejahatan seseorang. Namun, semua itu baginya
menjadi cerita tempo dulu yang hanya bisa dijadikan pelajaran untuk menjadi
lebih baik lagi ke depannya.
Ketika
beliau masih muda dan belum menikah beliau beranggapan bahwa itu adalah
tantangan untuk terus maju. Namun saat sudah menikah beliau mengubah
pandangan hidupnya bahwa hidup ini harus memikirkan orang- orang yang
kita kasihi juga.Salah satu motivasi yang membuat pria ini ingin menjadi
jurnalis selain suka menulis beliau juga ingin menuliskan aspirasi dan harapan
masyarakat Papua yang kurang begitu diperhatikan oleh pemerintah pusat, padahal
di sana banyak yang lebih membutuhkan bantuan lebih dari pada di daerah lain.
Memang benar kata pepatah, sejauh-jauhnya tupai terbang tentu akan kembali ke
sarangnya. Sekian lama malang buana di dunia jurnalistik, tidak membuat beliau
lupa akan profesinya sebagai guru. Karena pada saat di Jayapura beliau sudah
menjadi guru, maka saat beliau pindah ke Jakarta beliau melanjutkan profesinya
menjadi seorang guru. Saat hendak pindah ke Jakarta belaiu berpikir mau jadi
apa kalau hidup di Jakarta dengan pendidikan standar yang beliau miliki. Ketika
masih duduk di bangku kuliah pria ini harus bekerja keras sambil belajar karena
kondisi ekonomi beliau yang kurang baik. Tetapi dengan kerja keras akhirnya
pria ini mampu untuk hidup di Jakarta yang keras ini. Perubahan irama
hidup dan idealisme tidak membuat guru berkulit gelap ini berhenti untuk
berkarya. Hal ini seolah-olah mengamini motonya sendiri bahwa hargailah
perubahan walaupun kecil. (Angelina Tedjapranata, XI IPA).
LAPORAN PELAKSANAAN UN 2014 OLEH FERLITA FELIANA
Ujian Nasional menjadi topik bahasan terhangat di akhir tahun pelajaran ini. Euforia Ujian Nasional masih kental terasa, hal yang sama juga terjadi di SMA Kristen Kanaan khususnya bagi para siswa siswi kelas 3 yang baru saja mendapatkan hasil dari Ujian Nasional yang dilaksanakan pada awal Mei tersebut. Walaupun marak diberitaan berbagai masalah yang terjadi dalam pelaksanaan Ujian Nasional, tidak terjadi masalah apa pun dalam pelaksanaan Ujian Nasional di SMA Kristen Kanaan baik dari sisi naskah ujian, pengawas maupun peserta Ujian Nasional. Namun, beberapa siswa khususnya siswa jurusan IPA mengeluhkan bahwa soal yang ada tingkat kesulitannya cukup tinggi. Hal yang sama juga diperbincangkan di berbagai media massa. Kabarnya standar soal tahun ini merupakan standar soal internasional. “Mungkin karena ada beberapa soal yang dititipkan dari perguruan tinggi”, begitu ujar wakil kepala sekolah bidang kurikulum, Sorta Pakpahan saat dikonfirmasi oleh awak CNN Media di ruang kerjanya, Selas, (6/5/2014). Hasil yang didapatkan para siswa dianggap kurang memuaskan, rata-rata nilai turun di hampir semua mata pelajaran, kecuali mata pelajaran Bahasa Indonesia baik IPA maupun IPS. Tahun depan berbagai upaya akan dillakukan dengan harapan nilai rata-rata Ujian Nasional 2015 nanti akan meningkat, jelas wakasek bagian kurikulum itu lebih lanjut. Pelaksanaan ujian nasional diawali dari ujian praktik tanggal 17-21 Febuari 2014 dengan materi ujian meliputi Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Bahasa Mandarin, Musik, Agama, Olaraga, Desain Grafis, Fisika, Kimia, Biologi dan Enterprener; kemudian dilanjutkan ujian sekolah dari tanggal 10-17 Maret 2014, sedangkan bahan yang diujikan adalah materi seluruh pelajaran SMA. Tanggal 14-16 April 2014 adalah Ujian Nasional, sedangkan bahan yang diujikan yang diujikan adalah materi dari 6 bidang studi sesuai dengan jurusan masing-masing *****
“Menjalani Berbagai Peran Dengan Seimbang”
E. M Erwani, S. Pd Wakasek Kesiswaan SMA Kanaan Jakarta |
Wanita
kelahiran Sleman, 7 Febuari 1970 yang akrab kita sapa dengan panggilan Ibu
Erwani merupakan salah satu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Kristen
Kanaan. Profesi yang berbeda dengan cita-citanya dulu tidak menghalangi beliau
untuk tetap berkarya dengan maksimal. Wanita yang pada awalnya bercita-cita
menjadi guru Bahasa Inggris ini, menamatkan studinya di Universitas Sanata
Dharma pada tahun 1994. Tahun ini, genap sudah dua dasawarsa beliau mengabdi di
Sekolah Kristen Kanaan.
Wanita yang memiliki hobi membaca ini, ternyata memiliki
berbagai peran untuk dijalani. Selain sebagai seorang guru dan seorang ibu,
beliau juga merupakan ketua lingkungan dan anggota paduan suara di gerejanya.
Banyaknya peran yang beliau jalani, tidak membuat beliau lelah ataupun jenuh.
Beliau justru mengaku senang dengan semua hal ini.
Melakukan segala sesuatu dengan seimbang, begitulah prinsip
yang beliau pegang. Dalam menjalani berbagai peran yang beliau miliki, tentu
saja keseimbangan satu dengan yang lainnya sangat diperlukan. Namun, kehidupan
tidak selalu berjalan mulus sesuai dengan keinginan. Ada kalanya kita
diharuskan memilih. Beliau bahkan merasa bahwa dirinya belum bisa
menyeimbangkan peran-peran yang dimilikinya. Beliau mengaku hal yang paling
sulit dalam menjalani berbagai peran yang beliau miliki adalah jadwal yang
berbenturan satu dengan yang lain.
Skala prioritas dan manajemen waktu yang baik merupakan hal
dasar yang menurutnya perlu dimiliki. Wanita yang mengaku terinspirasi oleh
iklan biskuat ‘Semangat Ibu dan Anak’ ini menempatkan keluarga sebagai nomor 1
di skala prioritasnya. Namun, jika ada hal lain yang memang lebih mendesak
daripada urusan keluarganya, beliau rela meninggalkan keluarganya demi
menjalankan tanggung jawab yang diembannya.
Dituntut dengan banyak hal, tidak membuat beliau merasa
tertekan. Beliau memiliki kiat-kiat ampuh untuk mengatasi rasa jenuh yang
terkadang datang menghampirinya. Justru banyaknya peran yang dimiliki merupakan
salah satu obat penawar rasa jenuh yang dirasakan. Disaat jenuh dengan satu
bidang, beliau bisa menghilangkan kejenuhan itu dengan kesibukannya di bidang
lain.
Biarkan semuanya berjalan seperti air yang mengalir. Beliau
juga mengaku sangat terinspirasi oleh kisah Mukjizat Yesus di Kana. Para
pelayan tidak tahu mengapa harus menyediakan air padahal yang dibutuhkan adalah
anggur, namun para pelayan itu tetap menyediakan air, hingga pada akhirnya air
itu diubahkan oleh Tuhan Yesus menjadi anggur.
Menurut beliau, dalam keseharian menjalani peran dan
pekerjaan kita, kita harus menyediakan ‘air’. Dan ‘air’ yang kita sediakan
haruslah ‘air’ dengan kualitas terbaik. Mungkin terkadang kita bingung mengapa
kita harus melakukan pekerjaan yang menurut kita menjenuhkan dan tidak penting,
namun kita sebaiknya tetap melakukannya dengan semaksimal mungkin. Beliau
berkata bahwa jika kita telah menyediakan ‘air’ maka nantinya Tuhan sendirilah
yang akan mengubah ‘air’ kita menjadi ‘anggur’ yang manis. (Eskul
Jurnal/Ferlita. XI IPA)
“ Wong Urip Iku Mung Mampir Ngombe”
Indri Astuti, S. Pd Kepala SMA Kristen Kanaan Jakarta |
Tutur bahasanya yang sopan dan sangat memperhatikan etika ini seolah menjelaskan darimana wanita kelahiran 17 Agustus 1966 ini berasal.
Wanita kelahiran Kulon Progo, Yogyakarta, Jawa Tengah ini telah lama
menjadi pemimpin SMA Kristen Kanaan. Pembawaannya yang diplomatis dan
berjiwa kepemimpinan ini menjadikan beliau sebagai pribadi yang sangat
bertanggung
jawab dalam segala hal yang dikerjakannya. Menjadi seorang kepala
sekolah SMA Kristen Kanaan, bukanlah sebuah hal yang mudah bagi Indri
Astuti, S.Pd. Oleh karena itu, dimanapun beliau ditempatkan, beliau
tetap berpegang pada satu motto yaitu “ Wong Urip Iku Mung Mampir Ngombe” yang memiliki arti “Hidup
di dunia ini ibarat numpang minum“. Menurut seorang lulusan S1 Sejarah
ini, kita hidup di dunia ini sangat singkat, hanya seperti saat kita
minum air. Oleh karena itu, air yang diminum pun harus berkualitas dan berguna. Jadi, dimanapun beliau berada, beliau ingin menjadi sosok yang berkualitas dan berguna bagi setiap orang karena beliau menyadari betapa singkatnya hidup ini.
Oleh karena hidup yang sangat singkat tersebut, wanita yang memiliki hobi berpetualang ini memiliki semangat yang tinggi untuk meraih cita – citanya yaitu seorang guru. Memang cita – cita tersebut bukanlah sebuah hal yang dapat membuat orang kagum. Akan
tetapi, dengan cita- cita yang sederhana tersebut, beliau mampu menjadi
‘air yang berkualitas’ bagi sesama rekan kerja maupun para peserta
didik. Hal
ini sudah ia buktikan dengan menjadi pemimpin yang berkualitas bagi SMA
Kristen Kanaan. Menjadi seorang pahlawan tanpa tanda jasa adalah
impiannya sejak kecil. Latar belakang keluarganya yang hampir semuanya
berprofesi sebagai guru turut mendorong impiannya. Kedua orang tuanya
tak pernah melarang beliau untuk menjadi seorang guru. Bahkan, kedua
orang tuanya terus memotivasi beliau dan menuntun beliau untuk menjadi
seorang guru. Sejak kelas 1 Sekolah Menengah Pertama, wanita yang akrab
dipanggil ‘Tuti‘ ini telah menjadi seorang guru bagi murid – murid Taman
Kanak – Kanak.
Anak
pertama dari lima bersaudara ini juga memiliki banyak prestasi baik itu
akademik maupun non- akademik. Prestasi akademik yang beliau
capai adalah selalu meraih peringkat 3 besar sejak Sekolah Dasar.
Sementara, prestasi non- akademiknya adalah beliau dapat menjadi ‘air
yang berkualitas‘ dengan selalu aktif di berbagai organisasi; baik itu
organisasi di gereja maupun Organisasi Siswa Intra Sekolah. ‘Air yang
berkualitas‘ dalam kegiatan berorganisasi adalah jiwa kepemimpinannya
yang selalu berguna dalam setiap organisasi. Oleh karena itu, tak heran
apabila dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah, beliau selalu mendapatkan
posisi ketua, sekretaris ataupun bendahara. Beliau juga kerap kali
mendapatkan tugas pelayanan untuk memimpin Pendalaman Alkitab atau
berbagai kegiatan rohani lainnya di gerejanya. Hal ini membuktikan ‘air
yang berkualitas‘ dalam hal jiwa kepemimpinannya benar – benar dapat
berguna dengan baik dan dapat menjadi panutan bagi orang lain.
Sebagai
seorang kepala SMA Kristen Kanaan yang dapat menjadi ‘air yang
berkualitas‘, beliau memiliki banyak pengalaman maupun keluh
kesah dalam menjabat posisi tersebut. Kegembiraan baginya dalam
mencapai posisi tersebut adalah setiap tahun, beliau akan bertemu dengan
berbagai pribadi yang baru baginya. Mereka adalah
murid – murid yang baru melangkahkan kaki ke SMA Kristen Kanaan
Jakarta. Bagi wanita yang telah mengajar di Sekolah Kanaan sejak tahun
1991 ini, murid – murid tersebut adalah kawan baru bagi beliau. Selain
itu, berbagai tantangan yang dihadapi beliau; baik itu dari siswa
ataupun orang tua murid juga merupakan kegembiraan bagi beliau karena
dapat mengasah dirinya lebih baik lagi untuk menjadi ‘air yang
berkualitas‘. Kegembiraan selanjutnya adalah jika alumni siswa – siswi
SMA Kristen Kanaan datang dan masih mengingat guru – guru mereka. Itu
adalah kegembiraan yang luar biasa untuk wanita yang satu ini. Disamping
kebahagiaan yang beliau alami, beliau juga memiliki pengalaman yang
mendukakan hati beliau yaitu saat ada alumni SMA Kanaan yang bertemu
dengannya tidak menyapa, tapi membuang muka. Ini sangat menyakiti hati setiap guru.
Untuk
dapat menjadi ‘air yang berkualitas‘, sosok yang ramah ini memiliki
saran bagi siswa – siswi SMA Kristen Kanaan. “Jadilah orang muda yang
takut akan Tuhan“ katanya saat diwawancarai di tengah – tengah
kesibukannya sebagai pemimpin SMA Kristen Kanaan. Dengan menjadi pribadi
yang takut akan Tuhan, kita dapat menjadi terang bagi sesama kita.
Selain itu, hendaknya kita menjadi pribadi yang memiliki daya juang yang
tinggi. Seperti yang dilakukan oleh anak – anak daerah yang beritanya
seringkali kita dengar. Mereka sangat bersungguh – sungguh ingin belajar
di sekolah, sehingga segala tantangan akan mereka tempuh. Walaupun
hujan mengguyur desa mereka; walaupun sungai sebagai jalan penghubung
mereka dengan sekolah mereka meluap; walaupun badai menghadang; walaupun
fasilitas sekolah yang mereka miiki tak sebagus sarana dan prasarana
sekolah di ibukota; walaupun atap sekolah mereka bocor;
walapun ribuan tetesan air menetes di kala mereka menghadapi ujian;
meskipun bangunan sekolah mereka runtuh, tapi semua hal tersebut tak
menghalangi semangat dan daya juang mereka untuk tetap bersekolah.
Mereka tetap berjuang untuk meraih mimpi mereka. Mimpi yang dapat
menghantarkan mereka untuk menjadi ‘air yang berkualitas‘ selama mereka
masih hidup di dunia ini. (*Henny Febriani / XI IPA)
Langganan:
Postingan (Atom)