E. M Erwani, S. Pd Wakasek Kesiswaan SMA Kanaan Jakarta |
Wanita
kelahiran Sleman, 7 Febuari 1970 yang akrab kita sapa dengan panggilan Ibu
Erwani merupakan salah satu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Kristen
Kanaan. Profesi yang berbeda dengan cita-citanya dulu tidak menghalangi beliau
untuk tetap berkarya dengan maksimal. Wanita yang pada awalnya bercita-cita
menjadi guru Bahasa Inggris ini, menamatkan studinya di Universitas Sanata
Dharma pada tahun 1994. Tahun ini, genap sudah dua dasawarsa beliau mengabdi di
Sekolah Kristen Kanaan.
Wanita yang memiliki hobi membaca ini, ternyata memiliki
berbagai peran untuk dijalani. Selain sebagai seorang guru dan seorang ibu,
beliau juga merupakan ketua lingkungan dan anggota paduan suara di gerejanya.
Banyaknya peran yang beliau jalani, tidak membuat beliau lelah ataupun jenuh.
Beliau justru mengaku senang dengan semua hal ini.
Melakukan segala sesuatu dengan seimbang, begitulah prinsip
yang beliau pegang. Dalam menjalani berbagai peran yang beliau miliki, tentu
saja keseimbangan satu dengan yang lainnya sangat diperlukan. Namun, kehidupan
tidak selalu berjalan mulus sesuai dengan keinginan. Ada kalanya kita
diharuskan memilih. Beliau bahkan merasa bahwa dirinya belum bisa
menyeimbangkan peran-peran yang dimilikinya. Beliau mengaku hal yang paling
sulit dalam menjalani berbagai peran yang beliau miliki adalah jadwal yang
berbenturan satu dengan yang lain.
Skala prioritas dan manajemen waktu yang baik merupakan hal
dasar yang menurutnya perlu dimiliki. Wanita yang mengaku terinspirasi oleh
iklan biskuat ‘Semangat Ibu dan Anak’ ini menempatkan keluarga sebagai nomor 1
di skala prioritasnya. Namun, jika ada hal lain yang memang lebih mendesak
daripada urusan keluarganya, beliau rela meninggalkan keluarganya demi
menjalankan tanggung jawab yang diembannya.
Dituntut dengan banyak hal, tidak membuat beliau merasa
tertekan. Beliau memiliki kiat-kiat ampuh untuk mengatasi rasa jenuh yang
terkadang datang menghampirinya. Justru banyaknya peran yang dimiliki merupakan
salah satu obat penawar rasa jenuh yang dirasakan. Disaat jenuh dengan satu
bidang, beliau bisa menghilangkan kejenuhan itu dengan kesibukannya di bidang
lain.
Biarkan semuanya berjalan seperti air yang mengalir. Beliau
juga mengaku sangat terinspirasi oleh kisah Mukjizat Yesus di Kana. Para
pelayan tidak tahu mengapa harus menyediakan air padahal yang dibutuhkan adalah
anggur, namun para pelayan itu tetap menyediakan air, hingga pada akhirnya air
itu diubahkan oleh Tuhan Yesus menjadi anggur.
Menurut beliau, dalam keseharian menjalani peran dan
pekerjaan kita, kita harus menyediakan ‘air’. Dan ‘air’ yang kita sediakan
haruslah ‘air’ dengan kualitas terbaik. Mungkin terkadang kita bingung mengapa
kita harus melakukan pekerjaan yang menurut kita menjenuhkan dan tidak penting,
namun kita sebaiknya tetap melakukannya dengan semaksimal mungkin. Beliau
berkata bahwa jika kita telah menyediakan ‘air’ maka nantinya Tuhan sendirilah
yang akan mengubah ‘air’ kita menjadi ‘anggur’ yang manis. (Eskul
Jurnal/Ferlita. XI IPA)
0 komentar:
Posting Komentar